MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH
“Menulis merangsang pemikiran, jadi saat Anda tidak bisa memikirkan sesuatu untuk ditulis, tetaplah mencoba untuk menulis". (Barbara)
Jarang penulis bisa menulis buku dari karya ilmiah. Menulis buku dari karya ilmiah tentu kita harus menguasai triknya. Orang yang menguasai trik, tekun, dan komitmen untuk menulis, besar kemungkinan dapat mengubah karya ilmiah menjadi buku.
Malam ini, Senin tanggal 19 Juli 2021 pertemuan ke-4 Latihan Belajar Menulis PGRI. Narasumber kali ini adalah Noralia Purwa Yunita, M.Pd., sapaan akrab beliau Ibu Nora. Beliau adalah seorang blogger dan penulis buku yang bertalenta luar biasa. Dia juga seorang peserta Belajar Menulis PGRI Gelombang ke-8. Karena ketekunan dan bakat menulisnya terus dia pacu, akhirnya buku karyanya mampu tembus pada penerbit mayor Andi ofset.
Materi kali ini adalah menulis buku dari karya ilmiah. Buku yang ditulis dari karya ilmiah mempunyai manfaat; 1) sebagai bahan bacaan bagi masyarakat, 2) mendapatkan keuntungan material dari penjualan buku, 3) dapat menambah angka kredit bagi ASN guru karena buku sebagai publikasi ilmiah, 4) kita bisa populer ketika buku kita laris manis, 5) Ilmu tersebar luas jika sudah diubah menjadi buku. Menulis karya ilmiah versi buku manfaatnya sangat luar biasa.
Setelah mengetahui manfaat menulis buku dari karya ilmiah, kita perlu menguasai cara mengubahnya menjadi buku. Menurut Ibu Nora, berikut cara mengubah KTI menjadi buku:
- Ubah judul KTI atau PTK kita menjadi judul buku popular. Judul KTI versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. Contoh. Judul KTI “Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA”. Ketika diubah menjadi Judul Buku “Kiat Menulis Modul Berbasis Riset”. Sesuaikan fokus penelitian dan tambahkan kata “Kiat, Jurus, Strategi, Cara Sukses atau yang lainnya.
- Ubah bab I (pendahuluan) pada KTI menjadi bab I buku. Menurut beliau bahwa di bagian ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu; a) hapus rumusan masalah, b) hapus definisi operasional, c) hapus manfaat penelitian. Pada bab ini, kita dapat memasukkan permasalahan pembelajaran secara umum, alasan menggunakan metode/media/model pembelajaran, atau materi pelajaran yang kita teliti.
- Bab II dan dan seterusnya pada KTI versi buku dapat diambil dari pengembangan kajian teori pada bab II KTI asli. Sebagai contoh bab II KTI yang merupakan landasan teori berisi: 2.1. hasil belajar, 2.2. media pembelajaran, 2.3. Modul, 2.4. metode pembelajaran, 2.5. pemebalajaran berbasis riset. Ketika menjadi buku, sub bab 2 tersebut dapat diubah menjadi; BAB 2 TEORI BELAJAR dan Sub Bab menjadi; 2.1 Belajar, 2.2 Permasalahan dalam pembelajaran, 2.3 Hasil belajar dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Sedangkan Sub Bab 2.2 Media pembelajaran menjadi Bab 3 buku, yaitu 3.1 Pengertian media, 3.2. Jenis media, 3.3. Manfaat media. Sub bab 2.3. Modul menjadi Bab 4 buku. Bab 4 mengenal modul dengan Sub bab; 4.1. Pengertian modul, 4.2. Karakteristik modul, 4.3. Sistematika modul, 4.4. Kelebihan modul dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai. Dengan demikian, 2 bab saja dalam KTI, dapat diubah menjadi beberapa bab dalam buku.
- Bab V buku, dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan dari KTI, diawali dengan kata pengantar dan memaparkan hasil penelitian. Kita perlu menghilangkan kata penelitian dan laporan yang ada di KTI. Kita boleh menyajikan grafik tetapi tidak perlu banyak. Garafik yang tidak ditampilkan diuraikan dalam bentuk kalimat.
- Buku dari KTI haruslah berbeda dengan laporan dari segi ke bahasaan dan penyajiannya. Buku tersebut sangat tergantung dari gaya bahasa dan karakteristik penulisnya.
- Agar pembaca yakin bahwa kita telah melakukan penelitian, kita perlu uraikan kelemahan dan kelebihan dari penelitian yang pernah dilakukan.
- Daftar pustaka yang digunakan boleh menggunakan blog, namun blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e-Book, KTI lainnya, tidak dibolehkan menggunakan rujukan dari blog pribadi seperti blogspot, wordpress, dan lain-lain.
- Jumlah halaman minimal 70 untuk karya ilmiah versi buku, format A5, ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit.
Menulis buku dari KTI tidak hanya mengubah cover dan judul KTI saja, tetapi struktur dan isi dari KTI tersebut juga harus diubah dikala menjadi buku dengan tetap memperhatikan beberapa langkah tersebut di atas. Tidak merubah struktur dan isi dari KTI merupakan kesalahan besar. Hal tersebut termasuk self plagiarisme.
Mengubah KTI menjadi buku memiliki banyak manfaat. Selain menambah kredit bagi guru ASN, juga dapat dibaca oleh kebanyakan orang khususnya guru dan buku tersebut bisa jadi sangat berguna bagi mengembangan pembelajaran, profesi, dan sebagainya.
Resume : 4
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd.
Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Peserta : Agustan
Angkatan : 19
Lengkap. Semangat terus.
BalasHapusTrims ibu, sukses selalu.
HapusAlhamdulillah' Inovasi dan kreatifitasnya sangat tinggi' menulis itu adalah sebuah aktifitas yang membutuhkan energi dan kemampuan yg luar biasa' bapak hebat👍👍👍
BalasHapusBaru belajar kanda.
Hapus