MENULIS MEMBUATKU NAIK KELAS DAN BERPRESTASI
“Semua harus ditulis, apa pun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting, tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti berguna.”
-Pramudya Ananta Toer
Kuliah online malam ini dimulai, dengan tema “Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi”. Narasumbernya adalah Aam Nurhasanah, S.Pd., atau sering disapa Bu Aam. Beliau berprofesi sebagai guru atau kepala sekolah. Dengan proferi tersebut, tidak menghalangi beliau menjadi seorang penulis, blogger, moderator online, curator, dan sekaligus editor.
Ibu Aam mengawali karir menulis dengan mengikuti kegiatan Belajar Menulis PGRI sebagaimana penulis ikuti malam ini. Dengan bakat menulis yang mumpuni, beliau pernah menjadi juara 1 lomba blog PGRI 2021. Ibu yang doyan menulis ini, juga aktif di komunitas literasi. Sehingga tidak tanggung-tanggung bu Aam berhasil menulis 20 buku termasuk 3 buku solo, 1 buku duet, dan 16 buku antologi (karya bersama). Hebat kan?.
Materi malam ini, Jumat 23 Juli 2021 sangat menginspirasi bagi kami yang ingin belajar menulis. Dengan menulis ternyata dapat membuat kita berprestasi. Begitulah yang ada di dalam pikiran saya setelah mencermati tema kegiatan menulis kali ini. Beberapa buku yang beliau tulis kurang lebih 1,5 tahu selama ini, merupakan prestasi yang luar biasa. Jarang penulis yang bisa menulis beberapa buku dalam waktu sesingkat itu.
Ibu Aam sarat dengan pengalaman menulis yang sangat menginspirasi kami. Menjadi penulis membutuhkan proses yang sangat menantan. Motivasi beliau ketika menggeluti dunia literasi juga selalu naik turun. Namun, semua itu dapat diatasi berkat komitmen diri yang kuat dan dukungan motivasi dan inspirasi dari orang-orang yang ada di komunitas literasi yang dia geluti.
Bu Kanjeng dan Om jay merupakan orang yang sangat berjasa bagi Bu Aam dalam menggeluti dunia literasi. Bu Kanjeng sapaan akrab dari Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd yang juga Narasumber pada pelatihan menulis PGRI sering memberikan motivasi “Better late than never. Ikatlah Ilmu dengan menuliskannya. Biarlah tulisanmu menemui takdirnya”. Sedangkan, Om Jay adalah sumber inspirasi bagi bu Aam. Beliau selalu mengarahkan bu Aam agar mendalami teknik-teknik menulis yang baik.
- Ide dapat muncul dari berbagai sumber. Bisa dari lingkungan di mana penulis berada, dari sahabat atau kerabat yang ada di sekitar penulis.
- Menulislah dari apa yang muncul di benak kita. Bisa dari sebuah pengalaman penulis sendiri. Pengalaman yang mengagumkan atau pengalaman yang menyedihkan.
- Pesan yang ingin disampaikan dalam tulisan harus jelas. Bisa berupa perasaan seorang penulis, gagasan, atau cara-cara menyelesaikan berbagai problema hidup.
Bebera kategori penulis dalam menggeluti dunia literasi. Bu Aam menyampaikan 2 (dua) keadaan emosional yang seharusnya dijaga oleh seorang penulis, yaitu:
1.Semangat, penulis yang bersemangat melakukan aktivitas:
-Mengumpulkan ingatan
-Menentukan tokoh dan karakternya di setiap subjudul
-Membuat outline atau daftar isi yang mau dijadikan sub judul.
2.Lebih semangat. Unuk mengetahui penulis yang lebih semangat, cenderungnya melakukan kegiatan:
-Menulis apa yang ada di dalam pikiran
-Mengawali tulisan dengan penggalan Ayat Al Qur’an, hadis, atau kalimat-kalimat bijak dan motivasi.
-From zero to hero, menjadi penulis ternama membutuhkan proses yang cukup Panjang, tidak instan.
Tiap penulis mempunyai tujuan menulis yang berbeda-beda. Pada umumnya menulis tujuannya untuk:
-Mengobati kegalauan jiwa.
-Berjuang melawan lupa
-Sumber motivasi diri
-Menyampaikan dakwa
-Mengapresiasi sebuah karya
-Menawarkan solusi hidup
-Akan ada rahmat Allah bagi orang bersungguh-sungguh, termasuk menulis
-Untuk berbagi dan saling menginspirasi
Menulis buku memiliki makna tersendiri bagi setiap penulisnya. Menurut bu Aam menulis buku itu merupakan pekerjaan yang mulia. Berikut nilai yang bisa menjadi kekuatan moral bagi seorang penulis buku:
-Penebar pengetahuan dan pendialog kebenaran
-Mengikat makna, menghimpun dan menebar gagasan
-Tanda terima kasih kepada guru
-Perjuangan yang menyenagkan
-Bagaikan malaikat menyampaikan wahyu
-Bagaikan designer merancang dan membuat baju
-Bagaikan dirigen mengatur irama lagu
Menyusun outline sangat penting untuk menulis buku. Sebelum menulis outline, kita perlu mengumpulkan materi-materi yang mendukung. Materi tersebut bisa berupa kata-kata bijak, data statistic, teori, gambar, poin-poin penting, atau refleksi yang sesuai dengan kubutuhan tulisan.
Persiapan membuat outline juga perlu diperhatikan. Hal yang perlu dilakukan sebelum menulis outline, yaitu:
-Memilih topik
-Memahami sifat atau jenis tulisan. Misalnya: reflektif, persuasif, informatif, karya dari penelitian, atau kombinasi dari beberapa hal tadi.
-Fokus pada satu jenis tulisan.
Narasumber mengemukakan teknik menulis buku antologi. Berikut teknik yang dimaksud:
-Bergabung dengan penulis lain untuk menulis satu tema.
-Perlu banyak belajar dari penulis yang dianggap sukses
-Sebagai sarana melatih keberanian menulis buku.
-Langkah awal yang baik bagi penulis pemula.
Di penghujung materi, ibu Aam memotivasi kami. Beliau menyampaikan
“Menulislah agar hidupmu bermakna”
“Menulislah agar hidupmu berwarna”
“Menulislah hari ini agar engkau dikenang hari esok”
Pertemuan ke- : 6
Narasumber : Aam Nurhasanah, S.Pd
Tema : Menulis membuatku naik kelas dan berprestasi
Peserta : Agustan
Angkatan : 19
Komentar
Posting Komentar