PEMASARAN BUKU
Pertemuan Ke : 10
Narasumber : Agus Subardana
Tema : Pemasaran Buku
Peserta : Agustan
Angkatan : 19
“Pemasaran bukan penjualan. Pemasaran membangun merek di benak calon pelanggan”. – Al Ries
Pengaruh pandemi Covid-19 merambah pada sebagian besar sendi kehidupan. Tidak terkecuali juga pada dunia industri buku. Penjualan buku mengalami penurunan di setiap penerbit. Banyak penerbit buku yang tidak mampu bertahan dengan kondisi pandemi ini. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi tertentu memasarkan buku di masa kondisi tidak menentu ini.
Pelatihan belajar menulis PGRI sudah memasuki pertemuan ke-10 dengan tema Pemasaran Buku. Narasumber kali ini adalah Bapak Agus Subarna. Beliau cukup lama berkecimpung di penerbit dan pemasaran buku. Beliau masih aktif bekerja di Penerbit Andi Offset Jogjakarta. Materi ini pantasla beliau bawakan.
Dampak Covid-19 sangat memengaruhi pemasaran buku. Jaringan pemasaran buku pada umumnya tertutup. Pengunjung toko buku sangat menurun drastis. Omset buku mengalami penurunan signifikan berkisar 60 % - 80%. Penerbit mengurangi distribusi buku ke toko buku dan banyak penerbit yang gulung tikar.
Berdasarkan data daily sale buku di penerbit Andi pada masa pandemi sangat mengalami penurunan, yaitu mulai Maret sampai dengan bulan Mei 2021 sangat menurun. Banyak toko-toko yang diharuskan tutup karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Transformasi digital sangat penting dalam masa pandemi ini. Hal tersebut penting disebabkan:
- Pandemi Covid-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low touch, keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri, terutama sektor industri perbukuan.
- Perubahan ini akan berdampak kebanyak hal. Mulai dari tempat bekerja, cara belajar-mengajar, kehidupan keluarga hingga aktivitas sosial
- Strategi yang utama yang kita pakai adalah digital marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku.
- Koneksi dengan pelanggan buku di media sosial harus tetap terjaga
- Pastikan buku yang dijual mudah ditemukan via online (web site, semua marketplace, dan media social lainnya).
- Memasarkan buku lewat komunitas
- Kita harus proaktif melayani lebih cepat di social media. Misalnya selalu mengadakan webinar.
- Penawaran promo khusus. Termasuk memberikan diskon, sering mengadakan webinar, dll.
- Menjadi Brand yang tanggap situasi dengan menumbuhkan empati. Misalnya: cepat dalam pengirimannya, carikan informasi buku yang sesuai keinginan konsumen, kalau ada komplain memberikan solusi dengan jelas dan apa adanya.
- Menyebarkan produk secara massif pada target
- Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama
- Menjaga kestabilan pasar yang dalam kondisi lesu seperti pada masa pandemi ini
- Menaikkan penjualan dan profit produk kita
- Membandingkan produk kita dengan pesaing kita
- Membentuk citra di benak konsumen atas produk kita
- Mengubah persepsi konsumen terhadap produk kita
Memasarkan buku lewat komunitas sangat penting. Kita dapat membentuk komunitas di grup WA. Gunakanlah komunitas untuk sarana pemasaran buku dengan melalui komunikasi yang efektif, sopan, santun, dan harus memperhatikan timing yang tepat agar anggota komunitas tidak terganggu dengan keberadaan kita di komunitas tersebut.
- Menawarkan buku baru
- Menguasai display agar buku menonjol dalam toko
- Meletakkan buku di bagian flayer.
Strategi pemasaran buku pada intinya dapat ditempuh dengan melalui jalur udara dan darat. Jalur udara yaitu melalui via online dengan strategi digital marketing. Komunitas di grup WA, sosial media lainnya sangat efektif menerapkan digital marketing tersebut. Sedangkan, pemasaran dengan jalur darat dapat dilakukan dengan memasarkan buku di toko buku modern dengan tetap menjaga relasi yang baik dengan pihak toko.
Terima kasih atas pemaparan materinya yang luar biasa ini pak Agus. Kami yakin ini sangat bermanfaat khususnya bagi penulis buku. Salam literasi.
Komentar
Posting Komentar